Pages

Banner 468 x 60px

 

Selasa, 18 September 2012

MENJUAL DENGAN KONSEP EKONOMI KEKELUARGAAN

0 komentar

MENJUAL DENGAN KONSEP EKONOMI KEKELUARGAAN


       Menjual merupakan suatu aliran transaksi peralihan kepemilikan/hak dari produk/jasa dengan penggantian nilai tukar yang sepadan/kesamaan nilai. Menjual dengan konsep ekonomi kekeluargaan mengacu pada nilai manfaat yang diterima dari kedua belah pihak yang sama-sama memberikan keuntungan atas kepemilikan produk/jasa. Konsep ekonomi kekeluargaan memiliki karakter familier yang menganggap bahwa yang dilayani adalah bagian dari keluarga, karena yang dilayani bagian dari keluarga, maka akan mengusahakan yang terbaik dari produk atau jasa serta layanan. 
        Konsumen merupakan bagian dari keluarga besar penjual, hubungan ketergantungan pemenuhan kebutuhan saling memberi dan menerima dengan mengusakan yang terbaik, keterbukaan, kejujuran menjadikan prasarat utama dalam menjaga hubungan kekeluargaan. Konsep ekonomi kekeluargaan mengilhami dan memiliki akses dalam menjebatani aliran proses produk/jasa, memberikan kesempatan yang luas terhadap aspirasi untuk memperbaiki konsep menjual, Selain produk/jasa yang menjadikan prioritas untuk terdistribusikan ada momen kekeluagaan yang menjadikan tanggung jawab moril. 
           Perilaku perhatian dan memposisikan calon pembeli menjadikan orang terpenting untuk ditemui agar mendapatkan perhatian istimewa. Harmonisasinya transaksi perlu ada persiapan agar pertemuan mech, beberapa persiapan penjual diantaranya adalah: 
     1. Memahami teori motivasi dan lobi 
     2. Memahami teori kebutuhan (kebutuhan pengakuan) 
     3. Memahami lingkungan sosial yang dituju 
     4. Memahami fungsi produk 
     5. Memahami tujuan menjual
1. Memahami teori motivasi dan lobi 
         Teori motivasi pada intinya adalah suatu kemampuan menganalisa kebutuhan/ keinginan audien dan memberikan/ memenuhi kebutuhan/ keinginan tersebut agar audien bisa menerima/mengikuti. Adanya keseimbanagan presentasi sangat menentukan kesuksesan menjual, buatlah suasana hidup tidak monoton, yang artimya calon pembeli terlibat dengan asumsi pendapat berdasar sudut pandangnya, bimbing dan arahkan asumsi dengan kesesuian kapasitas produk. Tanggapan audien sangat mempengaruhi menunjukkan simpatik terhadap presentasi. Dari simpati arahkan keminat, gali respon audien menuju order produk. Jika audien minat tapi belum mau order produk tanyakan, “mengapa anda belum bertransaksi?, apa permasalahannya?, apakah presentasi kurang jelas?. Pertanyaan tersebut akan membantu mempercepat berfikir audien dalam membuat suatu keputusan. Jawablah semua pertanyaan, beri solusi yang terbaik, bantulah membuat keputusan.
2. Memahami teori kebutuhan (kebutuhan pengakuan) 
        Penghormatan dan keramahan menjadikan syarat agar penjual dapat diterima, bila penjual ingin di hormati selayaknya memberikan penghormatan kepada audien agar penjual diposisikan audien sama dan bila ingin menjadi orang penting maka penjual harus menganggap audien adalah orang-orang penting. Pancarkan empati yang tulus, berikan pujian yang sesuai dengan porsinya, posisikan audien satu level lebih tinggi, tepuklah bahunya, dengarkan dengan hikmat bicaranya, anggukkan kepala memberikan energy positif mengiyakan dan memberi dukungan, kekaguman atas argumentasi yang audien sampaikan. Ketuk hatinya audien akan memberikan apa yang penjual mau.
3. Memahami lingkungan sosial yang dituju 
        Berpenampilan rapi dan menarik (kesesuian tampilan) merupakan salah satu wujud penghargaan pada audien. Kesesuian penampilan menjadikan penghormatan pada lingkungan status sosial yang artinya kesesuian adaptasi pada lingkungan kantor, dirumah, dipasar atau lingkungan sosial yang lebih luas memberikan tampilan kesan menarik sebelum tahu maksud tujuan kunjungan. Perbedaan sosial masyarakat, status sosial akan memberikan penilaian berbeda dalam perilaku empati. Kesesuian adaptasi menjadikan syarat awal orang lain mengenal untuk berempati. Diterima atau tidak dalam suatu lingkungan sosial dan status soial bagian dari jembatan untuk menyampaikan tujuan.
4. Memahami produk dan yakin produk 
         Pelajari manfaat produk/jasa, cara penggunaan, cara perawatan, kelebihan dan kelemahan agar pada waktu presentasi bisa menjawab pertanyaan audien. Terjawabnya pertanyaan audien memiliki daya tarik dan membuka pemikiran untuk memiliki produk/jasa, pada dasarnya audien membutuhkan produk/jasa yang ditawarkan tetapi banyak pertanyaan/kekhawatiran akan produk yang ditawarkan tidak memberikan manfaat yang sesuai dengan keinginan audien. Pemahaman manfaat produk membentuk pemikiran akan yakin produk. Keyakinan penjual terhadap manfaat produk terlihat pada saat mempresentasikan produk. Mimik(ekspresi wajah) akan terlihat jelas ketika ada pertanyaan-pertanyaan audien yang mengarah pada manfaat produk. Penjual akan gelagapan apabila ada pertanyaan yang meragukan manfaat produk, penjual akan goyang dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri ketika penjual kurang menguasai produk. 
         Presentasi produk dengan kesiapan dan kenyakinan yang kuat memberikan momen dalam setiap kata dan memberikan power yang kuat dalam menyugesti audien. Audien akan terpana mengikuti presentasi dengan mantap dan meyakinkan audien. Memahami dan yakin produk menjadikan prioritas penjual sebelum menawarkan produk. Kesuksesan menjual menjadikan aspirasi penjual, kelemahan yang perlu dikontrol pada penjual adalah, “sudahkah memahami produk?, sudah yakinkah terhadap produk?, setelah itu baru menyusun strategi menjual.
5. Memahami tujuan menjual 
        Tawarkan harga menarik, qualitas yang baik dan kenyamanan penggunaan produk/jasa dengan komitmen layanan purna jual. Buatlah audien terkesima yang tak mau melewatkan kesempatan penawaran produk/jasa, jika audien masih belum mau bertransaksi itu pertanda ada sesuatu informasi yang belum diketahui penjual, bertanyalah, “ mengapa anda belum mau bertraksaksi?, adakah yang kurang jelas dari presentasi saya?”, dari jawaban audien dapat dianalisa keinginan audien. Tentukan langkah-langkah dan prediksikan segala kemungkinan serta solusinya. Buatlah sebuah keputusan silang, yang artinya suatu keputusan mengenali keinginan audien. 
          Tujuan menjual pada dasarnya adalah mengkomunikasikan produk/jasa yang selanjutnya keputusan mutlak pada audien. Jangan sesekali putus-asa dalam jadwal kunjungan kerja hanya disebabkan penolakan yang berulang-ulang, evaluasi semua aspek yang mengarah pada saat melakukan kunjungan kerja, “sudahkah memenuhi syarat menjual?”. Rutinitas kinerja sangat dibutukan dalam membentuk inting, filing dan intuisi, karena terbentuknya inting , filing dan intusi berdasarkan jam terbang menjual. Kedalaman bobot, reflek dalam penyajian presentasi sangat ditunjang kedalaman pemahaman lingkungan kerja. Jangan putus-asa, teruslah berjuang, “bukankah pada dasarnya semua orang adalah penjual?”, jangan takut dengan kegagalan yang pada akhirnya mengerogoti semangat menjual. 
        Dari penjelasan diatas, menjadikan aspirasi menjual dengan konsep ekonomi kekeluargaan yang telah mengurat nadi dan menjadikan budaya yang melekat dalam keseharian. Bila ingin menjual dengan sukses sangatlah mudah, kembalilah pada hakikat budaya bangsa yang telah tertanam benihnya pada karakter disetiap anak bangsa. Tanamkan dan lakukan dengan beribak(mengacu) pada budaya bangsa, karena itulah yang harus dilakukan untuk mendapatkan strategi yang handal dalan menjual. 
        Mengulas ulang teori motivasi dan lobi, teori kebutuhan dan lingkungan sosial. Teori motivasi dan lobi secara garis besar menjelaskan bahwa agar audien mau melakukan seseuatu, penjual harus mampu memberikan apa yang dinginkan audien. Teori Kebutuhan (pengakuan), penjual memberikan penghargaan kepada audien agar audien memberikan empati. Beradaptasi pada linkungan sosial, penjual dituntut memiliki kemampuan menyesuaikan dalam suatu lingkungan yang dituju, agar penjual dapat diterima pada lingkungan sosial. Ekonomi kekeluargaan memberikan tawaran yang lebih besar dalam pendekatan kepada audien, ketulusan terpancar dari hati yang dipengaruhi tradisi budaya yang luhur, dengan memberikan yang terbaik kepada semuanya karena ekonomi kekeluargaan menganggap semua adalah keluarga. Ekonomi kekeluargaan memiliki kekuatan gotong-royong yang artinya berpedoman mengusahakan yang terbaik untuk keluarga, mengutamakan kepentingan bersama dengan ketulusan dan tidak pamrih. Ekonomi kekluargaan juga memiliki kekuatan musyawarah untuk mufakat, artinya mengkomunikasikan informasi dalam memberikan layanan yang terbaik untuk audien, tidak ada unsur pemaksaan atau memberikan irformasi yang memilebihi kapasitas produk sehingga merugikan. Ekonomi kekeluargaan memiliki kemanfaatan bersama, artinya penjual dan pembeli merupakan keluarga besar dan saling membutuhkan 
         Buatlah jadwal kunjungan kerja, awali dari yang paling anda senangi, yang memiliki tingkat kemudahan dan kemungkinan close order, agar jadi aspirasi spirit dihari itu. Awali kunjungan kerja dengan berdoa agar ketika ada penolakan dan belum close order tidak menjadi beban, berdoa akan menjadikan sugesti kunjungan kerja lebih semangat. Jadikan jadwal kerja sebagai rutinitas kerja, jangan bebani fikiran dengan pertanyaan-pertanyaan yang sulit artinya membuat asumsi kemungkinan kemungkinan negatif, tugas anda hanya menjalankan jadwal kerja sebagai rutinitas kunjungan kerja, “target anda hanya berkunjung” selebihnya mengikuti alur yang ada pada tempat tujuan jadwal kerja. 
        Manfaat kunjunan kerja hanya berkunjung adalah ketika ada penolakan tidak menjadi beban yang terpancar dari mimik penjual, menjadikan pengaruh pada kunjungan kerja berikutnya. Close order atau penolakan menjadikan situasi pertemuan tetap segar memiliki efek hubungan jangka panjang. Jadikan kunjungan kerja sebagai kunjungan kepada kerabat yang sedang anjang sana. Audien akan menunggu penjual sebagai mana rasa kangen terhadap kerabatnya, pencaran empati memiliki power yang dahsyat. Ketika hubungan keluarga terbangun dan dibina jangan heran ketika audisen menyambut anda layaknya kerabat yang lama tidak bertemu dan audien bertanya, “kemana saja saudara kok sudahlama tidak berkunjung, gimana kabarnya, sekarang bisnis apa ?”. Ketika telah muncul pertanyaan itu dari audien, pertanda kesuksesan anda membangun kekeluargaan antara penjual dan audien. Pertanyaan; “Ingin seberapa besar nilai order yang anda ciptakan?”, ukuranya adalah seberapa besar anda mampu membangun dan membina keluarga besar anda!.
                                                                                                    By Munif Efendi
Read more...