MENJUAL DENGAN KONSEP EKONOMI KEKELUARGAAN
Menjual merupakan
suatu aliran transaksi peralihan kepemilikan/hak dari produk/jasa dengan
penggantian nilai tukar yang sepadan/kesamaan nilai. Menjual dengan
konsep ekonomi kekeluargaan mengacu pada nilai manfaat yang diterima
dari kedua belah pihak yang sama-sama memberikan keuntungan atas
kepemilikan produk/jasa. Konsep ekonomi kekeluargaan memiliki karakter
familier yang menganggap bahwa yang dilayani adalah bagian dari
keluarga, karena yang dilayani bagian dari keluarga, maka akan
mengusahakan yang terbaik dari produk atau jasa serta layanan.
Konsumen merupakan bagian dari keluarga besar penjual, hubungan
ketergantungan pemenuhan kebutuhan saling memberi dan menerima dengan
mengusakan yang terbaik, keterbukaan, kejujuran menjadikan prasarat
utama dalam menjaga hubungan kekeluargaan. Konsep ekonomi kekeluargaan
mengilhami dan memiliki akses dalam menjebatani aliran proses
produk/jasa, memberikan kesempatan yang luas terhadap aspirasi untuk
memperbaiki konsep menjual, Selain produk/jasa yang menjadikan prioritas
untuk terdistribusikan ada momen kekeluagaan yang menjadikan tanggung
jawab moril.
Perilaku perhatian dan memposisikan calon pembeli menjadikan orang
terpenting untuk ditemui agar mendapatkan perhatian istimewa.
Harmonisasinya transaksi perlu ada persiapan agar pertemuan mech,
beberapa persiapan penjual diantaranya adalah:
1. Memahami teori motivasi dan lobi
2. Memahami teori kebutuhan (kebutuhan pengakuan)
3. Memahami lingkungan sosial yang dituju
4. Memahami fungsi produk
5. Memahami tujuan menjual
1. Memahami teori motivasi dan lobi
Teori motivasi pada intinya adalah suatu kemampuan menganalisa
kebutuhan/ keinginan audien dan memberikan/ memenuhi kebutuhan/
keinginan tersebut agar audien bisa menerima/mengikuti. Adanya
keseimbanagan presentasi sangat menentukan kesuksesan menjual, buatlah
suasana hidup tidak monoton, yang artimya calon pembeli terlibat dengan
asumsi pendapat berdasar sudut pandangnya, bimbing dan arahkan asumsi
dengan kesesuian kapasitas produk. Tanggapan audien sangat mempengaruhi
menunjukkan simpatik terhadap presentasi. Dari simpati arahkan keminat,
gali respon audien menuju order produk. Jika audien minat tapi belum mau
order produk tanyakan, “mengapa anda belum bertransaksi?, apa
permasalahannya?, apakah presentasi kurang jelas?. Pertanyaan tersebut
akan membantu mempercepat berfikir audien dalam membuat suatu keputusan.
Jawablah semua pertanyaan, beri solusi yang terbaik, bantulah membuat
keputusan.
2. Memahami teori kebutuhan (kebutuhan pengakuan)
Penghormatan dan keramahan menjadikan syarat agar penjual dapat
diterima, bila penjual ingin di hormati selayaknya memberikan
penghormatan kepada audien agar penjual diposisikan audien sama dan bila
ingin menjadi orang penting maka penjual harus menganggap audien adalah
orang-orang penting. Pancarkan empati yang tulus, berikan pujian yang
sesuai dengan porsinya, posisikan audien satu level lebih tinggi,
tepuklah bahunya, dengarkan dengan hikmat bicaranya, anggukkan kepala
memberikan energy positif mengiyakan dan memberi dukungan, kekaguman
atas argumentasi yang audien sampaikan. Ketuk hatinya audien akan
memberikan apa yang penjual mau.
3. Memahami lingkungan sosial yang dituju
Berpenampilan rapi dan menarik (kesesuian tampilan) merupakan salah
satu wujud penghargaan pada audien. Kesesuian penampilan menjadikan
penghormatan pada lingkungan status sosial yang artinya kesesuian
adaptasi pada lingkungan kantor, dirumah, dipasar atau lingkungan sosial
yang lebih luas memberikan tampilan kesan menarik sebelum tahu maksud
tujuan kunjungan. Perbedaan sosial masyarakat, status sosial akan
memberikan penilaian berbeda dalam perilaku empati. Kesesuian adaptasi
menjadikan syarat awal orang lain mengenal untuk berempati. Diterima
atau tidak dalam suatu lingkungan sosial dan status soial bagian dari
jembatan untuk menyampaikan tujuan.
4. Memahami produk dan yakin produk
Pelajari manfaat produk/jasa, cara penggunaan, cara perawatan,
kelebihan dan kelemahan agar pada waktu presentasi bisa menjawab
pertanyaan audien. Terjawabnya pertanyaan audien memiliki daya tarik dan
membuka pemikiran untuk memiliki produk/jasa, pada dasarnya audien
membutuhkan produk/jasa yang ditawarkan tetapi banyak
pertanyaan/kekhawatiran akan produk yang ditawarkan tidak memberikan
manfaat yang sesuai dengan keinginan audien. Pemahaman manfaat produk
membentuk pemikiran akan yakin produk. Keyakinan penjual terhadap
manfaat produk terlihat pada saat mempresentasikan produk.
Mimik(ekspresi wajah) akan terlihat jelas ketika ada
pertanyaan-pertanyaan audien yang mengarah pada manfaat produk. Penjual
akan gelagapan apabila ada pertanyaan yang meragukan manfaat produk,
penjual akan goyang dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri ketika
penjual kurang menguasai produk.
Presentasi produk dengan kesiapan dan kenyakinan yang kuat memberikan
momen dalam setiap kata dan memberikan power yang kuat dalam menyugesti
audien. Audien akan terpana mengikuti presentasi dengan mantap dan
meyakinkan audien. Memahami dan yakin produk menjadikan prioritas
penjual sebelum menawarkan produk. Kesuksesan menjual menjadikan
aspirasi penjual, kelemahan yang perlu dikontrol pada penjual adalah,
“sudahkah memahami produk?, sudah yakinkah terhadap produk?, setelah itu
baru menyusun strategi menjual.
5. Memahami tujuan menjual
Tawarkan harga menarik, qualitas yang baik dan kenyamanan penggunaan
produk/jasa dengan komitmen layanan purna jual. Buatlah audien terkesima
yang tak mau melewatkan kesempatan penawaran produk/jasa, jika audien
masih belum mau bertransaksi itu pertanda ada sesuatu informasi yang
belum diketahui penjual, bertanyalah, “ mengapa anda belum mau
bertraksaksi?, adakah yang kurang jelas dari presentasi saya?”, dari
jawaban audien dapat dianalisa keinginan audien. Tentukan
langkah-langkah dan prediksikan segala kemungkinan serta solusinya.
Buatlah sebuah keputusan silang, yang artinya suatu keputusan mengenali
keinginan audien.
Tujuan menjual pada dasarnya adalah mengkomunikasikan produk/jasa yang
selanjutnya keputusan mutlak pada audien. Jangan sesekali putus-asa
dalam jadwal kunjungan kerja hanya disebabkan penolakan yang
berulang-ulang, evaluasi semua aspek yang mengarah pada saat melakukan
kunjungan kerja, “sudahkah memenuhi syarat menjual?”. Rutinitas kinerja
sangat dibutukan dalam membentuk inting, filing dan intuisi, karena
terbentuknya inting , filing dan intusi berdasarkan jam terbang menjual.
Kedalaman bobot, reflek dalam penyajian presentasi sangat ditunjang
kedalaman pemahaman lingkungan kerja. Jangan putus-asa, teruslah
berjuang, “bukankah pada dasarnya semua orang adalah penjual?”, jangan
takut dengan kegagalan yang pada akhirnya mengerogoti semangat menjual.
Dari penjelasan diatas, menjadikan aspirasi menjual dengan konsep
ekonomi kekeluargaan yang telah mengurat nadi dan menjadikan budaya yang
melekat dalam keseharian. Bila ingin menjual dengan sukses sangatlah
mudah, kembalilah pada hakikat budaya bangsa yang telah tertanam
benihnya pada karakter disetiap anak bangsa. Tanamkan dan lakukan dengan
beribak(mengacu) pada budaya bangsa, karena itulah yang harus dilakukan
untuk mendapatkan strategi yang handal dalan menjual.
Mengulas ulang teori motivasi dan lobi, teori kebutuhan dan lingkungan
sosial. Teori motivasi dan lobi secara garis besar menjelaskan bahwa
agar audien mau melakukan seseuatu, penjual harus mampu memberikan apa
yang dinginkan audien. Teori Kebutuhan (pengakuan), penjual memberikan
penghargaan kepada audien agar audien memberikan empati. Beradaptasi
pada linkungan sosial, penjual dituntut memiliki kemampuan menyesuaikan
dalam suatu lingkungan yang dituju, agar penjual dapat diterima pada
lingkungan sosial. Ekonomi kekeluargaan memberikan tawaran yang lebih
besar dalam pendekatan kepada audien, ketulusan terpancar dari hati yang
dipengaruhi tradisi budaya yang luhur, dengan memberikan yang terbaik
kepada semuanya karena ekonomi kekeluargaan menganggap semua adalah
keluarga. Ekonomi kekeluargaan memiliki kekuatan gotong-royong yang
artinya berpedoman mengusahakan yang terbaik untuk keluarga,
mengutamakan kepentingan bersama dengan ketulusan dan tidak pamrih.
Ekonomi kekluargaan juga memiliki kekuatan musyawarah untuk mufakat,
artinya mengkomunikasikan informasi dalam memberikan layanan yang
terbaik untuk audien, tidak ada unsur pemaksaan atau memberikan
irformasi yang memilebihi kapasitas produk sehingga merugikan. Ekonomi
kekeluargaan memiliki kemanfaatan bersama, artinya penjual dan pembeli
merupakan keluarga besar dan saling membutuhkan
Buatlah jadwal kunjungan kerja, awali dari yang paling anda senangi,
yang memiliki tingkat kemudahan dan kemungkinan close order, agar jadi
aspirasi spirit dihari itu. Awali kunjungan kerja dengan berdoa agar
ketika ada penolakan dan belum close order tidak menjadi beban, berdoa
akan menjadikan sugesti kunjungan kerja lebih semangat. Jadikan jadwal
kerja sebagai rutinitas kerja, jangan bebani fikiran dengan
pertanyaan-pertanyaan yang sulit artinya membuat asumsi kemungkinan
kemungkinan negatif, tugas anda hanya menjalankan jadwal kerja sebagai
rutinitas kunjungan kerja, “target anda hanya berkunjung” selebihnya
mengikuti alur yang ada pada tempat tujuan jadwal kerja.
Manfaat kunjunan kerja hanya berkunjung adalah ketika ada penolakan
tidak menjadi beban yang terpancar dari mimik penjual, menjadikan
pengaruh pada kunjungan kerja berikutnya. Close order atau penolakan
menjadikan situasi pertemuan tetap segar memiliki efek hubungan jangka
panjang. Jadikan kunjungan kerja sebagai kunjungan kepada kerabat yang
sedang anjang sana. Audien akan menunggu penjual sebagai mana rasa
kangen terhadap kerabatnya, pencaran empati memiliki power yang dahsyat.
Ketika hubungan keluarga terbangun dan dibina jangan heran ketika
audisen menyambut anda layaknya kerabat yang lama tidak bertemu dan
audien bertanya, “kemana saja saudara kok sudahlama tidak berkunjung,
gimana kabarnya, sekarang bisnis apa ?”. Ketika telah muncul pertanyaan
itu dari audien, pertanda kesuksesan anda membangun kekeluargaan antara
penjual dan audien. Pertanyaan; “Ingin seberapa besar nilai order yang
anda ciptakan?”, ukuranya adalah seberapa besar anda mampu membangun dan
membina keluarga besar anda!.
By Munif Efendi